Sabtu, 10 Oktober 2020

Amangkurat V

Amangkurat V alias PAKUBUWANA II: Mangkunegara, Ni ayu Wirasmara / Ni Ayu Larasati dan Patih Danureja.

Oleh: Anggoro Ruwanto

PENGINGAT : 

SUNAN Amangkurat IV memiliki beberapa anak laki-laki. Ada tiga orang yang cukup menonjol.:

1. Putra sulungnya bernama Pangeran Arya Mangkunegara. Dia lahir dari salah satu garwa selir.

2. Raden Mas Prabasuyasa. Kelak diangkat menjadi putra mahkota. Setelah Amangkurat IV wafat, naik takhta bergelar Sunan Paku Buwono II. ( Umur 15 tahun ) Raja kelima Mataram di Kartasura ini terlahir dari garwa padmi atau PERMAISURI yaitu Kanjeng Ratu Amangkurat 4.

3. RM Sudjana. ( Adik PAKUBUWANA II tapi beda ibu - dari selir ayahnya, yang bernama Mas Ayu Tejawati ) Setelah dewasa menjadi Pangeran Mangkubumi.


Sebelum dan sesudah Amangkurat IV wafat, Mangkunegara, satu-satunya pangeran yang telah cukup dewasa ( 21 th ) banyak membimbing adiknya, yaitu Paku Buwono II, yang bertakhta di usia 15 tahun. Hubungan dengan sang kakak ini semakin erat saat Sunan Pakubuwana II, memutuskan menikahi putri PANGERAN PURBAYA.  Putri itu kemudian diangkat menjadi permaisuri Paku Buwono II.


Pangeran Purbaya adalah AYAH ANGKAT MANGKUNEGARA. Dia adik Amangkurat IV. Mangkunegara pernah melakukan pemberontakan dan bergabung dengan pamannya / ayah angkatnya, yaitu Pangeran Purbaya, Saat terjadi konflik dengan Amangkurat IV, Mangkunegara lebih membela ayah angkatnya. Ketimbang ayah kandungnya. Karena kalah perang Pangeran Purbaya di buang ke Batavia tahun 1723, ( lebih jelas nya bisa dibaca dibagian 8 )

Tidak semua pendukung pemberontak dihukum. Salah satunya Mangkunegara. Dia mendapatkan amnesti alias pengampunan hukuman dari ayahnya ( Amangkurat 4 ). Karena dia banyak membimbing adiknya, Rm. Prabasuyasa yang kelak naik tahta dengan gelar  Paku Buwono II, ( hal ini membuat sakit hati Patih Danureja )


15 bulan setelah Sunan Paku Buwono II bertakhta, Raden Ayu Wulan, istri Pangeran Arya MANGKUNEGARA, meninggal dunia. Peristiwanya terjadi pada September 1727. Karena sakit. 


Suatu siang di Istana Kartasura, Mangkunegara melihat tari bedaya. Hatinya kepincut  setelah melihat salah seorang penari. Yang tinggi, putih dan amat cantik, Ternyata penari itu keturunan Tionghoa.  Namanya Wirasmara atau Ayu Larasati. ( Nama aslinya belum bisa dilacak juga marganya. ) Asalnya dari Semarang.


Wirasmara merupakan salah satu SELIR PAKU BUWONO II. Dia sudah dikeboanke selama beberapa waktu  oleh raja. Artinya, selir itu tidak disentuh lagi oleh Sunan ( biasanya karena tidak bisa memberikan keturunan ) Tahu seperti itu, Mangkunegara mengajukan permohonan kepada Sunan Pakubuwana II supaya diperbolehkan memperistri Wirasmara. Mendengar hal tersebut, Kanjeng Ratu Amangkurat 4 ( ibu dari sunan Pakubuwana II ) menawarkan sederet nama. Di antaranya Raden Ayu Sutarti, putri Raden Tohpati dan Raden Ayu Kusuma, anak Pangeran Dipanegara Madiun yang dibuang ke Afrika Selatan. Namun semua nama itu ditolak oleh Mangkunegara. Alasannya, tidak ada yang menarik dan cocok.


Penolakan itu menyulut kemarahan Paku Buwono II. Sebab, dengan penolakan itu membuat Ratu Amangkurat 4 ( ibunya ) menjadi amat tersinggung. Tidak seharusnya tawaran itu ditolak. Apalagi Ratu Amangkurat adalah salah satu orang yang dapat memberikan perlindungan bagi Mangkunegara.


Situasi ini rupanya dapat dibaca Patih Danureja. Sejak lama dia berseberangan dengan Mangkunegara.( Patih Danureja punya dendam pribadi dengan Mangkunegara, karena Mangkunegara ini satu satunya pemberontak yang diampuni oleh Sunan Amangkurat 4 ) Dia melihat hal itu sebagai peluang emas. Danureja memerintahkan agar menangkap Mangkunegara.

Dengan alasan, Mangkunegara bisa menyebabkan pemberontakan yang hebat, karena lamaran nya kepada Wirasmara ditolak oleh Sunan Pakubuwana II, terlebih lagi masih banyaknya rakyat dan tokoh tokoh ulama yang ada dibelakang nya. Juga masih banyaknya pendukung Pangeran Purboyo ( ayah angkat Mangkunegara ) yang anti Belanda.


Dia kemudian dibawa ke Benteng VOC. Dengan laporan akan mengadakan pemberontakan. Pangeran Arya Mangkunegara kemudian diasingkan ke Afrika Selatan. Penangkapan itu diprotes istri raja, Ratu Paku Buwono II, Dia minta suaminya membebaskan kakak angkat sekaligus sepupunya itu. Tapi tidak digubris. ( Apa akibatnya ? Tunggu di bagian selanjutnya ya .. )


Saat dibuang ke Afrika Selatan, Mangkunegara punya putra yang masih kanak-kanak bernama Raden Mas (RM) Said. Apa perannya dalam sejarah Mataram ?.

( Tunggu kelanjutannya ya ... )


Rujukan Sunting :

1. Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi

2. H.J.de Graaf. 1989. Terbunuhnya Kapten Tack, Kemelut di Kartasura Abad XVII (terj.). Jakarta: Temprint

3. M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

4. Moedjianto. 1987. Konsep Kekuasaan Jawa: Penerapannya oleh Raja-raja Mataram. Yogyakarta: Kanisius

5. Purwadi. 2007. Sejarah Raja-Raja Jawa. Yogyakarta: Media Ilmu

6. J. Ras.1993. Geschiedschrijving en de legitimiteit van het koningschap op Java In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 150 (1994), no: 3, Leiden, 518-538

0 komentar:

Posting Komentar